
Berbagai peninggalan Kerajaan Pajajaran menjadi saksi bisu perkembangan sejarah kerajaan Hindu di Indonesia di masa lampau.
Kerajaan Pajajaran merupakan salah satu peninggalan sejarah yang bercorak Hindu. Memiliki nama lain Kerajaan Sunda-Galuh, kerajaan ini berlokasi di wilayah Parahyangan Sunda. Menurut cerita, kerajaan ini dibangun Sri Jayabhupati pada 923. Informasi tersebut kemudian bisa ditemukan pada salah satu peninggalan kerajaan Pajajaran yaitu prasasti Sanghyang Tapak yang dibuat pada tahun 1030M dan berlokasi di tepian sungai Citatih, Cibadak, Sukabumi.
Dalam perkembangannnya, Kerajaan Pajajaran ini mengalami masa kejayaan di bawah pemerintahan Prabu Siliwangi yang terkenal atas keberhasilannya dalam menyejahterakan rakyat hingga memberikan perhatian lebih terhadap pemuka agama pada masa itu. Namun demikian, kejayaan Kerajaan Pajajaran kemudian harus berakhir ketika pengaruh Islam mulai berkembang. Kondisi ini menyisakan beberapa peninggalan Kerajaan Pajajaran yang mengandung nilai historis di dalamnya.
1. Prasasti Batu Tulis
Dikenal sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Pajajaran, Prasasti Batu Tulis bisa ditemukan di Kelurahan Batu Tulis, Bogor Selatan. Memiliki luas 17×15 meter, prasasti ini pertama kali diteliti oleh pihak Universitas Leiden pada tahun 1806. Keunikan dari prasati ini terletak pada tulisannya yang ditulis dengan batu terasit dan menggunakan huruf pallawa. Prasasti ini dibuat sebagai bentuk penyesalan atas ketidakmampuan Prabu Surawisesa dalam mempertahankan wilayah Pajajaran.
2. Prasasti Huludayeuh
Prasasti Huludayeuh merupakan peninggalan Kerajaan Pajajaran yang berada di wilayah Kampung Huludayeuh, Cikarang, Cirebon. Keberadaan prasasti yang pertama kali diketahui pada tanggal 11 September 1991 ini ditulis dengan bahasa Sunda Kuno. Pertama kali ditemukan dengan kondisi yang tidak sempurna, prasasti Huludayeuh ini menceritakan sosok Sri Maharaja Ratu Haji yang berusaha untuk memakmurkan negeri.
3. Prasasti Ulubelu
Untuk peninggalan Kerajaan Pajajaran selanjutnya adalah Prasasti Ulubelu yang dibuat pada abad ke-15. Prasati yang ditemukan di wilayah Ulubelu tepatnya di desa Rebangpunggung pada tahun 1936 ini saat ini disimpan oleh pihak Museum Nasional dengan kode inventaris D154. Pada prasasti tersebut berisikan berbagai mantra yang ditujukan sebagai bentuk permintaan tolong kepada dewa demi menjaga diri dari kejahatan musuh pada saat itu.
Selain beberapa peninggalan Kerajaan Pajajaran tersebut, masih ada beberapa peninggalan lain yang diabadikan dalam sejarah. Prasasti Kebon Kopi II, Situs Karangmulyan serta Prasasti Perjanjian Sunda-Portugis menjadi sejarah panjang atas perkembangan kerajaan Hindu di Indonesia yang menyisakan peradaban budaya. Dari sinilah kemudian budaya Indonesia menjadi sangat beragam.