
Buah hati tercinta mengalami autisme? Mungkin ulasan cara mendidik anak autis di rumah pada artikel ini bisa membantu Anda. Selamat membaca!
Banyak orangtua merasa khawatir ketika mendapati gejala autisme pada si buah hati. Minimnya pengetahuan terkadang juga membuat mereka berpikiran negatif terhadap si anak. Untuk itu, ulasan tentang cara mendidik anak autis di rumah yang terangkum di artikel ini semoga bisa menambah wawasan Anda.
Selain berasal dari orangtua, biasanya pandangan negatif juga muncul dari lingkungan sekitar. Banyak yang beranggapan jika autisme adalah penyakit atau gangguan mental, padahal tidaklah begitu. Autisme merujuk pada kelainan sistem syaraf pada anak yang menghambat proses interaksinya dengan orang lain.
Oleh karenanya, dibutuhkan metode khusus agar si buah hati bisa mengatasi kesulitannya itu. Ada berbagai cara mendidik anak autis di rumah yang bisa Anda terapkan agar buah hati tetap aktif dan mandiri. Anda pun bisa melatih si anak agar tumbuh menjadi sosok yang cerdas dan berprestasi.
Penasaran bagaimana caranya? Simak ulasan selengkapnya seputar cara mendidik anak autis di rumah berikut! Setelah membacanya, siapa tahu Anda menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi buah hati tercinta. Selamat membaca!
Sekilas Tentang Autisme pada Anak
Apa yang Bunda pikirkan ketika pertama kali mendengar istilah autisme? Mungkin Anda akan berpikir jika istilah ini meurujuk pada gangguan mental, nyatanya bukan begitu. Untuk itu, kami perlu menjelaskan sekilas apa itu autisme sebelum membahas lebih mendalam bagaimana cara mendidik anak autis di rumah.
Autis menurut penjelasan World Health Organization (WHO) merupakan salah satu gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD) yang mempengaruhi perkembangan otak secara kompleks. Sedangkan pengertian dari autisme sendiri yaitu gangguan perkembangan sistem syaraf yang biasanya muncul pada tiga tahun pertama fase kehidupan seseorang.
Ciri-ciri gangguannya meliputi kesulitan dalam interaksi sosial, berkomunikasi, hingga perilaku berulang atas minat dan aktivitas (stimming), misalnya menggigiti kuku, menggoyangkan kaki, mengulangi kata atau kalimat tertentu, dan sebagainya. Seorang anak dengan autisme tampaknya hidup dalam dunianya sendiri, menunjukkan sedikit minat dengan orang lain, dan kurangnya kesadaran sosial.
Adanya gangguan tersebut disebabkan oleh faktor genetik atau lingkungan. Psikolog dari Swedia, Sven Sandin mengungkapkan bahwa 83% autisme disebabkan oleh faktor genetik. Sehingga, orangtua yang memiliki riwayat autis kemungkinan dapat mempengaruhi anaknya. Begitu pula dengan saudara kandung yang kemungkinan bisa mempengaruhi saudaranya yang lain. Seorang anak yang memiliki kakak yang terdiagnosis autisme berisiko tinggi mengalami gangguan serupa.
Sementara itu, faktor autisme dari lingkungan bisa berasal dari kelahiran prematur, obat-obatan, vaksin, virus, dan bakteri. Agar terhindar dari risiko tersebut, Anda bisa menerapkan gaya hidup sehat sebelum atau selama masa kehamilan, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, menghindari alkohol dan rokok, aktif berkonsultasi ke dokter, dan sebagainya.
Namun, bagaimana jika bayi yang lahir terlanjur terdiagnosis autisme? Jangan khawatir, Anda bisa melakukan terapi secara mandiri pada buah hati. Untuk itu, ketahuilah infomasi seputar cara mendidik anak autis di rumah berikut.
Baca juga: Bingung Memikirkan Bagaimana Cara Mendidik Anak yang Baik? Yuk, Simak Metodenya di Sini
Cara Memperlakukan Anak Autis dengan Baik agar Selalu Aktif
Sebelum membahas lebih lanjut cara mendidik anak autis di rumah agar mandiri dan berprestasi, alangkah baiknya orangtua mengetahui strategi mengajar anak autis agar menjadi pribadi yang lebih aktif karena faktor keaktifan tersebut kelak akan mempengaruhi kecerdasannya. Apa saja itu?
1. Sering-seringlah Berkomunikasi dengan Anak
Buah hati yang mengalami autisme biasanya akan kesulitan berkomunikasi atau mengekspresikan emosinya. Hal pertama yang sebaiknya dilakukan orangtua adalah aktif mengajaknya berbicara.
Psikolog Sashkya Aulia Prima memberikan tips agar orangtua lancar berkomunikasi dengan anaknya yang mengalami autisme, di antaranya menyebutkan nama si anak ketika sedang bertanya, menjaga kontak mata, dan membahas topik tertentu secara jelas dan spesifik. Jangan membahas topik secara acak karena akan membingungkannya. Gaya bicara anak autis biasanya pelan-pelan dan lebih terstruktur.
Sebuah penelitian di Inggris yang terbit dalam jurnal Frontiers in Neuroscience melaporkan bahwa cara yang cukup efektif untuk mengajari anak autis berbicara adalah dengan media gambar. Orangtua diminta menunjukkan sebuah gambar yang kemungkinan besar akan dikomentari si anak.
Metode pembelajaran anak autis lainnya ialah Pivotal Response Treatment (PRT), yakni teknik pengajaran pada anak autis berdasarkan prinsip perilaku dan hubungannya dengan lingkungan sekitar (Applied Behavior Analysis/ABA). Fokus utama dari PRT meliputi peningkatan ketrampilan sosial, komunikasi, perilaku, dan pembelajaran. Salah satu caranya yaitu memberi kesempatan anak untuk menyampaikan setiap kemauannya.
Baca juga: Mengenal dan Mengatasi Tantrum pada Buah Hati Anda
2. Ajari Dia Bekerja Sama dengan Orang Lain
Tidak hanya mengajak berkomunikasi, alangkah baiknya Bunda juga mengajarkan si anak bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Ajarkan pula bagaimana cara bekerja sama dengan mereka.
Advokat dan pemerhati dunia autisme, Sue Rubin, menjelaskan bahwa terhambatnya komunikasi pada anak autis bisa berdampak pada perilaku yang kurang terkendali, misalnya mengamuk atau menyakiti diri sendiri. Sebaliknya, keterampilan komunikasi yang meningkat bisa mengurangi perilaku negatif tersebut..
Salah satu metode untuk mengajarkan sosialisasi dan kerja sama pada anak autis menurut pemerhati autisme, Eni Winarti, adalah dengan membentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang anak autis. Biarkan anak-anak tersebut berinteraksi secara natural dengan tetap didampingi oleh guru atau terapis mereka.
3. Ajaklah Anak Rutin Berolahraga Setiap Hari
Berolahraga secara rutin akan memberikan banyak manfaat bagi anak autis, termasuk meningkatkan keterampilan motorik, kekuatan otot, dan daya tahan tubuh. Peneliti dari Universitas Delaware, Amerika Serikat, Sean Healy memaparkan beberapa strategi untuk mendorong aktivitas fisik pada anak autis.
Pertama, menambahkan aktivitas fisik sederhana dalam rutinitas harian, contohnya bermain dengan binatang peliharaan. Kedua, membangun keterampilan motorik yang menyenangkan, seperti berlari, melompat, dan menangkap mainan.
Ketiga, mencoba beragam olahraga fisik, semisal berenang dan berlatih yoga. Salah satu manfaat yoga bagi anak autis menurut hasil penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Occupational Therapy ialah membantu meningkatkan konsentrasi.
Cara Mendidik Anak Autis di Rumah agar Mandiri
Memiliki anak autis bukanlah akhir dari segalanya. Asalkan sabar dalam mendidik dan memberi perhatian, kemungkinan si kecil bisa tumbuh menjadi sosok yang tidak hanya aktif, tetapi juga mandiri. Bagaimana caranya? Ikutilah beberapa tips di bawah ini.
1. Jangan Terlalu Memanjakan Anak
Rasa kasihan atau khawatir yang berlebihan pada anak terkadang membuat Bunda bersikap terlalu protektif dan memanjakannya. Jika Anda terus-terusan menerapkan kebiasaan itu, kemungkinan dia akan menjadi pribadi selalu bergantung pada orang lain atau kurang mandiri.
Dr.dr.Y.Handojo, M.P.H dalam bukunya yang berjudul Autisme pada Anak menjelaskan bahwa kebiasaan memanjakan anak autis cenderung membuat dia tidak patuh dan suka menawar. Orangtua hendaknya mengasihi anak dengan menjaga hubungan baik, bukan sekadar menuruti keinginannya karena tak tega melihat kondisi yang dialami si kecil.
Ajarilah anak agar lebih mandiri dengan memintanya melakukan berbagai kegiatan harian tanpa dibantu orang lain. Misalnya saja saat buang air kecil, mandi, ganti baju, makan, dan lain sebagainya.
2. Membuat Aturan agar Anak Disiplin
Cara mendidik anak autis di rumah selanjutnya yaitu menerapkan beberapa aturan mengikat untuk mengajarkan kedisiplinan pada buah hati. Anda bisa membuat jadwal harian untuk mempermudah si anak mengetahui kegiatan apa saja yang harus dia lakukan hari itu.
Menurut pakar autis, Dr. Thomas S. Higbee, cara menarik perhatian anak autis agar mematuhi peraturan yakni dengan menciptakan suara atau menyentuhnya dengan lembut. Tunggulah sampai anak melakukan kontak mata dengan Anda hingga dia bersedia mengerjakan tugas-tugas itu dengan sendirinya.
Setelah menyelesaikan salah satu tugasnya sesuai dengan jangka waktu yang Anda tentukan, mintalah anak untuk mencentang aktivitas yang telah dikerjakannya itu. Jika ada perubahan jadwal, jelaskan secara perlahan agar dia mengerti.
3. Biarkan Dia Berlatih Menyelesaikan Masalahnya Sendiri
Ketika anak Anda sedang mendapat masalah, sebaiknya jangan langsung membantu menyelesaikannya. Bimbinglah dia memecahkan permasalahannya itu secara perlahan.
Misalnya, ketika anak kesulitan menjawab pertanyaan orang sekitarnya, jangan langsung membantu menjawabnya. Doronglah agar si kecil mampu menjawab sendiri pertanyaan itu. Tak mengapa semisal bicaranya agak lama atau terbata-bata karena itu bagian dari proses belajarnya.
Begitu pula ketika anak Anda terlibat pertengkaran dengan temannya, Anda jangan langsung turun tangan. Berikan anak kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, misalnya dengan berdamai atau meminta maaf duluan.
Menurut Psikolog Anna Surti Ariani, M.Psi, anak-anak yang telah memasuki usia 4-6 tahun hendaknya sudah terbiasa mengatasi masalah sosial yang menerpanya, termasuk ketika dia bertengkar dengan teman-temannya.
Cara Mendidik Anak Autis di Rumah agar Berprestasi
Ketika anak Bunda telah tumbuh menjadi sosok yang aktif dan mandiri, kini saatnya membimbingnya agar menjadi pribadi yang cerdas dan berprestasi. Penasaran bagaimana caranya? Simak penjelasannya berikut.
1. Latihlah Dia agar Bisa Tenang dan Berkonsentrasi
Tidak hanya susah berkomunikasi, kesulitan berkonsentrasi juga menjadi salah satu masalah anak autis. Sehingga, Bunda harus rajin-rajin melatih dan merangsang fokus si kecil.
Cara-cara yang dapat Anda terapkan, di antaranya memanggil namanya ketika ingin mengajak berbicara, merangsang dengan bunyi-bunyian, dan melakukan terapi visual. Anak autis biasanya lebih mudah memahami suatu materi ketika dibantu dengan ilustrasi gambar atau video.
Hasil riset dari para peneliti di Universitas Montreal menyebutkan bahwa area otak anak autis yang berhubungan dengan informasi visual sangat berkembang. Sebaliknya, bagian otak lainnya yang berhubungan dengan perencanaan dan pengambilan keputusan cenderung kurang aktif.
2. Rangsang Otak Anak dengan Permainan Edukatif
Memberikan permainan edukatif adalah cara mendidik anak autis di rumah lainnya yang bisa Bunda terapkan. Bunda bisa mencari tahu terlebih dahulu apa kesulitan yang dihadapi si buah hati. Setelah itu, cari permainan yang dapat membantu mengatasi kesulitan itu.
Misalnya, permainan balok susun yang dapat meningkatkan keterampilan bersosialisasi, kemampuan berpikir secara runtut, dan daya kreativitas. Puzzle adalah jenis permainan lainnya yang dapat membantu merangsang bagian otak yang berhubungan dengan penyelesaian masalah.
Selain itu, Bunda juga bisa memanfaatkan sekumpulan kancing baju untuk merangsang motorik halus si kecil. Minta dia mengelompokkan kancing berdasarkan bentuk, warna, dan ukurannya. Latih pula konsentrasinya dengan mengajaknya meronce kancing baju tersebut.
3. Dukunglah Bakat yang Dimilikinya agar Berkembang
Penting bagi Bunda mengetahui bakat si buah hati sejak dini agar bisa segera dikembangkan. Untuk mengenali potensi anak, Anda bisa melakukan beberapa pendekatan.
Hal pertama yang perlu dilakukan orangtua menurut Konsultan Anak Berkebutuhan Khusus, Tri Gunadi, yaitu memperhatikan perkembangan anak agar bisa mengetahui bakat dan minatnya. Dapat pula meminta bantuan psikolog untuk memastikan bakat minat tersebut.
Misalnya saja ketika buah hati senang melukis atau menggambar, kemungkinan besar itulah bakat yang dimilikinya. Orangtua perlu mendorong kemampuan anak autis agar semakin berkembang dengan cara mengikutkannya kursus atau memasukkannya ke pendidikan vokasional.
Baca juga: Tahukah Ayah dan Bunda Bagaimana Cara Membuat Anak Percaya Diri dan Berani?
Mendidik Anak Autis di Rumah Tidaklah Sesulit yang Anda Bayangkan
Bagaimana, Bunda? Mendidik anak autis di rumah tak sesulit yang Anda bayangkan, bukan? Asalkan Bunda sabar dan telaten membimbing si kecil, kemungkinan dia bisa tumbuh menjadi sosok yang aktif dan cerdas.
Semoga uraian tentang cara mendidik anak autis di rumah tersebut bisa bermanfaat dan membantu Anda dalam merawat buah hati dengan penuh cinta. Selamat mencoba!