
Ingin bernostalgia sekaligus mencari referensi permainan tradisional anak anak untuk buah hati? Baca artikel berikut yang kami rangkum khusus untuk Anda.
Permainan tradisional anak anak mungkin telah tergeser oleh berbagai permainan modern. Meski kini popularitasnya sudah menurun dan jarang ada yang memainkannya, tapi bukan berarti game tradisional ini tak layak lagi dimainkan. Dalam artikel berikut ini, terdapat lima macam permainan tradisional yang dulu begitu populer dan baik jika diajarkan untuk buah hati.
Apa Bunda tahu apa saja manfaat memainkan permainan tradisional? Ada berbagai manfaat yang bisa didapat, salah satunya adalah untuk belajar tentang sportivitas. Selain itu, juga bisa meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dan bekerjasama.
Ingin tahu lebih lanjut apa sajakah permainan tradisional yang dimaksud? Baca artikel di bawah ini sampai habis ya, Bun! Sambil mengajarkan permainan ini kepada si kecil, Bunda juga bisa bernostalgia, lho.
Lima Macam Permainan Tradisional yang Dulu Sering Dimainkan
Berikut ini adalah lima macam permainan tradisional populer yang sering dimainkan. Yuk, langsung saja disimak!
1. Bekelan
Bunda tentu tak asing dengan permainan tradisional anak anak ini. Mainan ini begitu populer dimainkan oleh anak perempuan pada tahun 90-an. Biasanya bekel dimainkan saat jeda istirahat pada waktu sekolah, tetapi tak jarang setelah pulang sekolah pun kemudian berlanjut memainkannya lagi.
Apa Bunda tahu dari mana asalnya? Permainan tradisional ini berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Karena sudah menyebar ke berbagai tempat maka ada penyebutan khusus di tiap daerah, misalnya di daerah Jogja mainan ini disebut gatheng.
Untuk memainkannya, tentu saja diperlukan bola bekel. Bola bekel tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang kecil, sedang, dan besar. Akan lebih baik jika menggunakan ukuran yang sedang sehingga lebih mudah dan pas saat dimainkan.
Selain bola bekel, pasti juga membutuhkan biji bekel. Dibutuhkan sepuluh biji bekel dalam setiap permainan. Biji bekel atau yang sering disebut kecik ini terbuat dari kuningan dan mempunyai empat sisi yang berbeda.
Untuk cara memainkan permainan tradisional anak anak ini sebenarnya cukup mudah, hanya saja untuk pemula mungkin akan sedikit kesulitan. Tapi tak perlu khawatir, seiring waktu pasti juga akan mahir untuk bermain bekel.
Langkah pertama untuk memainkannya adalah dengan menggenggam bola dan kecik menjadi satu. Lalu lemparkan bola ke atas, tapi jangan terlalu tinggi, ya! Setelah bolanya turun dan memantul, lepaskan biji bekel tersebut.
Lemparkan kembali bolanya lalu ambil biji bekel satu persatu hingga habis. Setelah mengambil kesepuluh biji keciknya, lepaskan lagi dan ubah posisinya untuk menghadap ke atas. Jika semua sudah selesai, ubah posisinya menjadi tengkurap.
Lakukan hal tersebut dengan kedua sisi yang lainnya, urutan memainkannya pun sama. Permainan dinyatakan berakhir jika tangan pemain menyentuh kecik lain yang tidak seharusnya ia ambil atau gagal menangkap bolanya. Pemenangnya adalah yang berhasil terlebih dahulu menyelesaikannya sesuai urutan.
Manfaat yang didapat saat bermain bekelan adalah melatih daya konsentrasi si kecil. Selain itu, juga bisa meningkatkan koordinasi motoriknya.
2. Jamuran
Permainan yang populer dimainkan oleh anak anak zaman dahulu ini, mungkin sudah tidak banyak dimainkan pada era modern seperti sekarang. Namun, tak ada salahnya untuk mengajak si kecil dan teman temannya memainkan permainan asyik yang satu ini. Tak hanya dimainkan oleh anak perempuan, anak laki laki pun juga bisa bermain jamuran, kok.
Jamuran adalah permainan yang dibuat oleh salah satu dari Wali Songo yaitu Sunan Giri. Beliau membuatnya sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Dahulu sekali, permainan yang satu ini dimainkan pada malam hari saat bulan purnama.
Untuk memainkannya setidaknya butuh empat orang, akan tetapi semakin banyak orang yang ikut maka akan semakin seru. Jika yang ikut bermain jumlahnya banyak, dibutuhkan tempat yang cukup luas agar bisa berlarian dengan lebih leluasa.
Memainkan permainan tradisional anak anak ini cukup sederhana. Pertama yang harus dilakukan adalah hompimpa untuk menentukan siapa yang kalah dan akan berdiri di tengah lingkaran. Anak yang lain bergandengan tangan sehingga membentuk lingkaran. Sembari bergandengan, mereka menyanyikan lagu di bawah ini:
Jamuran, yo ge gethok, Jamur opo, yo ge gethok. Jamur payung, ngrembuyung koyo lembayung. Siro badhe jamur opo?
Setelah selesai menyanyikan, anak yang berdiri di tengah lingkaran harus menyebutkan satu kata disertai gerakan. Sebagai contoh, apabila ia menjawab “jamur monyet”, maka anak yang lain harus menirukan atau bergaya seperti monyet dan menirukan suaranya. Jika ada yang tidak melakukan hal yang disuruh, ia harus menggantikan posisi berjaga di tengah lingkaran.
Permainan yang sederhana yang mendidik ini bisa digunakan untuk mengembangkan imajinasi anak karena mereka bisa menyebutkan kata apa saja dan disertai dengan gerakan. Tak hanya itu, keterampilan gerak dan kepekaannya pun juga bisa diasah.
3. Rangku Alu
Apakah Bunda merasa familier dengan gambar permainan tradisional anak anak di atas? Jika iya, mungkin Anda dulu pernah memainkannya. Aktivitas yang satu ini juga sering dimainkan pada waktu senggang dalam kegiatan pramuka, lho.
Namun, tahukah Anda sebenarnya darimana asalnya? Permainan tradisonal anak anak yang mempunyai nama rangku alu ini berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dahulu, rangku alu dimainkan dalam perayaaan setelah hasil perkebunan dan pertanian.
Alat yang digunakan untuk memainkannya pun cukup sederhana. Hanya dibutuhkan empat buah bambu dengan diameter kecil dan panjang dua meter. Apabila tidak mempunyai batang bambu, menggunakan tongkat pramuka pun juga bisa.
Setelah menyiapkan alat, bagi pemain menjadi dua kelompok yaitu kelompok pemain dan kelompok jaga. Dikarenakan harus memegang bambu, untuk pemain jaga diwajibkan berjumlah empat orang. Kelompok jaga tersebut menggerakkan bambu sembari menyanyikan sebuah lagu.
Tak hanya menyanyikan, gerakan bambunya juga harus seirama dengan lagu tersebut. Untuk saat ini, lagu yang dinyanyikan bisa berupa lagu tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia. Berbagai lagu tradisional yang indah nan ceria seperti Si Patokaan, Ampar Ampar Pisang, atau Rasa Sayange bisa digunakan untuk permainan ini.
Sedangkan untuk kelompok pemain, mereka harus masuk ke dalam bidang persegi dan melompat sesuai irama. Apabila tidak, maka resikonya adalah mereka akan terjepit oleh batang bambu yang dimainkan dan harus ganti jaga.
Manfaat yang didapat dari permainan ini bagi putra maupun putri Anda adalah untuk melatih berbagai aspek keterampilan dan kecerdasannya. Selain untuk meningkatkan daya konsentrasi, permainan ini juga berguna untuk melatih ketangkasan serta kelincahan gerak. Keren, kan Bun?
Baca juga: Download Lagu Anak Anak Bahasa Inggris Populer dan Asyik
4. Cublak Cublak Suweng
Satu lagi permainan tradisional anak anak yang kerap diidentikkan sebagai permainan anak perempuan. Cublak cublak suweng dulu memang sering dimainkan oleh anak anak perempuan, tentunya pada era sebelum teknologi berkembang dan mengenal gadget. Nama dari game tradisional diambil dari lagu yang dinyanyikan saat bermain.
Sama seperti jamuran, pencipta dari cublak cublak suweng adalah Sunan Giri. Beliau memang dikenal sebagai seorang ulama dan budayawan. Dahulu, menggunakan metode pendekatan seperti ini mempunyai daya tarik tersendiri dan membuat banyak orang tertarik untuk mempelajari Islam.
Cara memainkannya sederhana dan tidak memerlukan alat, hanya saja membutuhkan satu buah benda kecil yang bisa disembunyikan digenggam. Benda kecil tersebut bisa berupa kerikil, kancing baju, maupun uang koin. Benda benda itu melambangkan suweng atau anting anting yang melambangkan sebuah benda berharga.
Dibutuhkan minimal tiga orang untuk memainkannya, tapi semakin banyak yang ikut maka akan semakin seru. Setelah semua pemain berkumpul, kemudian lakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang akan menjadi Pak Empo. Pak Empo adalah inti dalam permainan ini, istilah Pak Empo juga diambil dari lagu yang dinyanyikan di bawah ini.
Cublak cublek suweng, suwenge ting gelenter. Mambu ketundung gudel. Pak Empo lirak-lirik, sapa ngguyu ndhelikake. Sir-sir pong dele gosong, sir-sir pong dele gosong.
Pemain yang terpilih menjadi Pak Empo harus menelungkup dan yang lain meletakkan salah satu tangan di atas punggunggnya. Sambil menyanyikan lagu Cublak Cublak Suweng, ada sebuah benda kecil dipindahkan dari tangan satu ke tangan yang lainnya. Nantinya, Pak Empo harus menebak siapa yang menggenggam benda kecil tersebut.
Apabila Pak Empo bisa menjawab dengan benar, maka yang menggenggam benda tersebut harus menggantikan tugasnya. Akan tetapi, jika ia tidak berhasil menebak maka ia harus menjadi Pak Empo lagi. Permainan tradisional anak anak ini menarik ya, Bun?
Baca juga: Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara dan Legenda Terbaik yang Sarat Akan Nilai Moral
5. Betengan
Seperti permainan tradisional engklek yang telah menyebar ke berbagai daerah dan mempunyai banyak sebutan lain, begitu pula dengan betengan ini. Seperti di Bandung atau kota lain di Jawa Barat, permainan ini disebut bebetengan atau rerebonan. Kalau di daerah Bunda, namanya disebut apa?
Kata betengan diambil dari kata benteng. Permainan ini bahkan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda lho, Bun. Hal ini berkaitan erat dengan kehidupan orang Indonesia pada saat masa penjajahan itu.
Dahulu bebetengan digunakan sebagai simulasi dan merancang strategi untuk melawan Belanda. Inti bermainnya pun sama, yaitu sama sama mempertahankan daerah kekuasaan agar tidak direbut oleh musuh.
Dalam bermain betengan, tidak memerlukan alat apapun. Hanya saja, dibutuhkan tempat atau halaman yang cukup luas supaya pemain dapat bergerak leluasa. Yang dijadikan markas benteng pun bisa apa saja, tapi biasanya berupa pohon, tiang, atau sudut sudut tempat.
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum mulai bermain betengan adalah membagi pemain menjadi dua kelompok dengan hompimpa. Setelah itu, masing masing kelompok harus menentukan markas bentengnya. Markas benteng tersebut tidak boleh saling berdekatan.
Secara bergiliran, pemain dari masing masing kelompok harus mengutus anggotanya untuk menyerang lawan. Pemain tidak boleh terlalu lama berada di luar benteng. Pemain yang terlalu lama tidak menyentuh benteng nanti akan kalah dengan pemain lawan yang baru saja maju dan baru saja menyentuh betengnya.
Di sini, menyentuh benteng seperti kekuatan magis bagi para pemain. Saat yang lain berusaha mengambil anggota lawan menjadi tawanan, satu anggota dari kelompok bertugas untuk mengambil alih benteng lawan. Yang keluar sebagai pemenang adalah kelompok yang berhasil menyentuh dan mengambil alih benteng lawan.
Ajak Si Kecil untuk Lestarikan Permainan Tradisional Anak Anak
Bagaimana, Bun? Anda pasti tak hanya bernostalgia tentang permainan tradisional yang pernah dimainkan, tetapi juga akhirnya tahu darimana daerah asalnya. Bermain game modern memang mengasyikkan, tapi jangan lupakan permainan tradisional. Karena, permainan tradisional juga tidak kalah bermanfaat dari game modern.